90s “Know Them” – The Bluetones
Untuk pengalaman membaca yang lebih nyaman, siapkan earphone dan baca artikel ini sambil mendengarkan lagu yang saya tautkan di bawah ini :)
Musik dari Inggris pada era 90an sangat dekat di hati saya. Era 90s Britpop datang begitu cepat; dan pergi begitu cepat. Masa di mana musik masih belum se-instan sekarang. Membeli musik harus antre masuk toko kaset; atau bahkan muter cari toko kaset yang belum kehabisan album yang kita incar. Sekarang, semua begitu instan. Klik, skip, fast forward, rewind, download, copy, sync, delete. Teknologi memang membuat semua lebih praktis dan hemat waktu, tapi saya cukup bersyukur masih mengalami masa di mana setiap album yang dibeli pasti saya dengar penuh dari lagu pertama sampai lagu terakhir.
Artikel ini adalah artikel pertama dari serangkaian artikel yang nanti akan saya tulis tentang penyanyi/ band dari era 90s Britpop. Saya ingin mulai dengan The Bluetones.
Band ini berasal dari London dengan formasi (awal) sebagai berikut:
Mark Morriss (Vokal)
Scott Morriss (Bass) – ya, dia adiknya Mark
Adam Devlin (Gitar)
Eds Chesters (Drums)
Scott, selain sebagai bassist, dia merangkap sebagai ilustrator album-album The Bluetones. Sampai sekarang dia masih suka membuat artwork; yang kadang dia jual. Pada tahun 2011, The Bluetones membubarkan diri. Mark lanjut bersolo karir dan memproduksi album solonya yang ke-dua, “A Flash of Darkness”. Tahun 2015 ini, bertepatan dengan 20 tahun sejak dirilisnya album pertama mereka, “Expecting To Fly”, mereka reuni kembali dan akan menggelar beberapa konser di Inggris.
Warna musik mereka adalah rock dengan sedikit nuansa country dari style gitarisnya. Album pertama mereka menurut saya adalah album terbaik dan belum pernah lagi mereka membuat album sebaik itu. Album ke-dua, “Return to Last Chance Saloon” (1998) mereka banyak bereksperimen dengan efek suara dan distorsi vokal ataupun gitar. Di album ini juga ada beberapa lagu yang bagus. Album ke-tiga mereka, “Science & Nature” (2000) jauh sekali warna musiknya dengan kedua album sebelumnya. Di album ini, lagu-lagu jauh lebih sweet dan mellow, bahkan lagu yang sebenarnya dark pun terasa ceria.
Mark menulis sebagian besar lagu-lagu The Bluetones. Selain nada yang melodius, dia juga lyricist yang hebat (menurut saya). Kalau buat saya sulit untuk menyukai lagu tanpa disertai lirik yang bagus. Cuplikan lirik dari lagu The Bluetones yang saya suka:
Theres no heart you can’t melt with a certain little smile. And no challenge should be faced without a little charm and a lot of style.
Her dignity is what makes her an angel. You know she needs it more than she needs you.
Lirik yang bermakna dibalut dengan melodi upbeat. Tidak terlalu mellow/cengeng tapi juga tidak terlalu keras.
Cerita tentang perjalanan band ini tentu Anda bisa dapatkan dari berbagai sumber di internet (dimulai dari sini), tapi andaikan dari secuil yang saya tulis di atas Anda tertarik untuk mendengarkan lagu-lagu mereka; berikut saya bisa rekomendasikan lagu-lagu yang bisa digunakan sebagai starting point; karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mendeskripsikan lebih baik tentang The Bluetones, daripada lagu-lagu mereka sendiri. Lagu yang upbeat saya beri tanda (++), yang lebih bertempo rendah dan enak untuk rileks, saya beri tanda (+).
- Slight Return – Expecting to Fly (++)
- Bluetonic – Expecting to Fly (++)
- Fountainhead – Expecting to Fly (+)
- Carnt be Trusted – Expecting to Fly (++)
- Solomon Bites the Worm – Return to Last Chance Saloon (++)
- Sleazy Bed Track – Return to Last Chance Saloon (+)
- If… – Return to Last Chance Saloon (+)
- Down at the Reservoir – Return to Last Chance Saloon (++)
- Zorro – Science & Nature (++)
- Keep the Home Fires Burning – Science & Nature (+)
Setelah ketiga album di atas, The Bluetones masih merilis album lanjutan yaitu “Luxembourg” (2003), “The Bluetones” (2006) dan “New Athens” (2010); tapi tidak saya ikutkan di ulasan ini.
Salam britpop!