Book Review: The Martian by Andy Weir

“It’s true, you know. In space, no one can hear you scream like a little girl.” – Mark Watney

*** review ini tidak mengandung spoiler ***

Saya baru saja selesai membaca buku The Martian karangan Andy Weir. I loved it. Novel fiksi ini tadinya saya pikir akan mirip dengan cerita di film Gravity, di mana seorang astronot tertinggal di luar angkasa dan harus berupaya kembali ke bumi, sementara seluruh awak pesawat yang lain meninggal. Meskipun tema besarnya mirip, pengemasan ceritanya sangat berbeda. Mark Watney, sang tokoh utama adalah salah satu anggota dari tim eksplorasi NASA yang ditugaskan ke planet Mars. Dalam misinya, terjadi badai di Mars hingga Mark Watney terpukul benda luar angkasa dan tertiup angin kencang, terpisah dari timnya. Masing-masing anggota tim mempunyai biomonitor pada baju mereka sehingga tiap orang bisa memantau tanda-tanda vital teman mereka, seperti suhu badan, detak jantung dan tekanan darah. Setelah Mark terpisah dari rombongan, tidak ada tanda-tanda vital; semua menunjukkan angka nol. Meyakini kawannya telah mati, anggota tim yang lain bergegas menuju MAV (Mars Ascending Vehicle) untuk menuju ke satelit terdekat dan kembali menuju bumi. Misi gagal.

Belum ada sehari setelah rekan satu timnya pergi, Mark Watney tersadarkan kembali. Ternyata dia masih hidup dan kini dia sendirian di Mars. Dia harus bisa bertahan hidup selama 4 tahun ke depan, hingga misi Mars berikutnya datang. Sepanjang 4 tahun ini, dia tidak bisa berkomunikasi dengan bumi, tidak mempunyai cukup air dan tidak mempunyai cukup makanan untuk bertahan hidup. Bagaimana dia bisa survive selama 4 tahun ke depan?

Membaca buku ini tidak akan lama karena Anda akan terpacu untuk terus mengikuti perjalanan Mark. Cerita ini berbentuk seperti diary/ jurnal yang dibuat Mark untuk mencatat apa yang dia lakukan. Sesekali settingnya berubah ke kantor NASA yang pada akhirnya tahu bahwa Mark Watney masih hidup. Hanya saja mereka tidak bisa mengirim isyarat satupun ke Mark.

Berikut ini beberapa hal yang saya suka dari buku ini:

  • Mark Watney si karakter utama. Dia adalah karakter yang panjang akal, kreatif dan tidak mudah putus asa; di atas semua itu dia suka berkelakar. Isian jurnalnya penuh jenaka, padahal dia dihadapkan pada situasi yang sulit. Semua dihadapi dengan tenang. Meskipun demikian ada kalanya dia merasa frustrasi saat targetnya tidak tercapai sesuai rencana, saya merasa kasihan karena dia sendirian. Tidak ada yang mendukung dia, tidak ada pula bahkan yang mencerca dia kala dia melakukan sesuatu yang bodoh. Dengan akan munculnya film the Martian ini, Matt Damon harus menampilkan performa terbaiknya karena harus bisa memunculkan persona si Mark Watney.
  • Buku ini kaya dengan fisika dan kimia. Mulai dari proses membuat air dan oksigen hingga penggunanaan isotop radioaktif sebagai sumber panas; menghitung dan melakukan optimasi efisiensi mesin bertenaga surya, merancang kapan waktu yang baik untuk beristirahat sampai dengan bercocok tanam kentang di Mars. It’s very entertaining.
  • Meskipun geeky, cerita ini juga banyak menggerakkan empati saya terhadap karakter-karakter di dalamnya. Aspek non-fiksi yang terkait operasional dan survival Mark memperkaya pengetahuan kita; tapi aspek fiksi dari cerita ini membawa nilai-nilai kesetiakawanan terhadap sesama, keberanian mengambil keputusan yang baik, keberanian melanggar aturan demi kemanusiaan sampai nilai pengorbanan saat diceritakan tentang anggota keluarga dan kekasih yang sudah ditinggalkan begitu lama. Pada akhirnya mereka semua adalah manusia dan ada nilai-nilai universal yang bisa menyatukan mereka meskipun mereka berbeda jenis kelamin, usia, pangkat, ras, warga negara dan sebagainya.

Saya memberikan rating 5/5 untuk buku ini.

Kekuatan karakter, twist pada plot cerita dan nilai-nilai yang dimunculkan sangat kuat. Sains dan cerita fiksi terjalin dengan sangat baik dan menghabiskan buku ini dipermudah dengan kelakar-kelakar Mark Watney yang ada sejak chapter pertama hingga terakhir.

Anda bisa melihat cuplikan buku dan review dari pembaca-pembaca lain di sini.

Leave a Reply

CommentLuv badge