6 Kebiasaan Buruk pada Job Interview
Dalam dua tahun terakhir ini saya cukup sering terlibat dalam proses job interview di perusahaan. Saya sempat datang di acara group dynamics; atau kerja kelompok yang mengamati perilaku kandidat dalam bekerja sama dalam satu tim. Tapi kali ini saya ingin berbagi pengalaman tentang final job interview, khususnya final job interview yaitu wawancara langsung dengan manajer departemen atau dengan manajer HRD. Ada beberapa kebiasaan buruk yang sebaiknya dihindari oleh kandidat dalam menjalani wawancara. Wawancara yang dimaksud khususnya untuk fresh graduates (baru lulus) atau kandidat dengan pengalaman kurang dari 5 tahun.
Kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah:
- Berpakaian terlalu casual. Final job interview adalah acara yang resmi. Pewawancara biasanya akan berpakaian resmi (kemeja, (mungkin) dasi, sepatu formal). Jangan datang ke wawancara akhir dengan mengenakan jeans, sepatu olahraga dan jaket. Memakai jas juga tidak terlalu disarankan (apalagi kalau pekerjaan yang diinginkan berkaitan dengan engineering). Ingat… “it’s better to overdress, than underdress“.
- Tidak menguasai CV anda sendiri. Pewawancara khususnya manajer departemen akan banyak memberikan pertanyaan seputar pengalaman anda; dan itu akan diambil dari CV. Ada beberapa kesempatan dimana kandidat lupa apa yang dia tulis dalam CV nya. Ada kandidat yang menuliskan prestasi/ aktivitas selama di bangku kuliah tapi saat ditanyakan apa peran kandidat tersebut, dia tidak dapat menjawab dengan jelas. Pertanyaan yang sering muncul adalah “What EXACTLY did you do? What was your contribution?” Bila Anda mencantumkan prestasi atau aktivitas sebagai ketua, wakil ketua dll. maka bersiaplah untuk menjelaskan lebih lanjut tentang apa yang telah Anda sumbangkan untuk perusahaan, almamater atau organisasi.
- Tidak memiliki motivasi yang tepat. Pertanyaan yang juga sering dilontarkan adalah “Kenapa Anda tertarik masuk ke perusahaan kami?” Ini pertanyaan yang sangat penting karena jawaban Anda menjelaskan motivasi Anda. Ada dua hal penting yang bisa Anda gunakan sebagai jawaban; (1) Keunikan perusahaan; (2) Pengembangan diri. Kalau perusahaan ini memiliki keunikan atau kekuatan tertentu, jadikanlah hal tersebut sebagai motivasi. “Perusahaan Anda sangat dinamis dan sering mengeluarkan produk-produk baru untuk memenuhi perkembangan pasar. Ini sangat menarik bagi saya”; atau “Perusahaan Anda memiliki struktur training yang sistematik; saya ingin mengembangkan diri dan belajar sesuai dengan struktur training Anda; sehingga mempunyai dasar yang kuat untuk berkarir di bidang ini”.
- Menjelekkan perusahaan lama. Dont’ do this! Apabila ditanya kenapa meninggalkan pekerjaan Anda saat ini, jangan menjelek-jelekkan perusahaan Anda. Fokuskan pada pengembangan diri Anda dan persiapan masa depan Anda; jangan fokus pada kejelekan perusahaan Anda saat ini.
- Uang dan uang melulu. Jangan bicara uang kalau tidak ditanya! Apabila perusahaan telah menganggap Anda kandidat yang layak, maka diskusi tentang uang itu akan datang dengan sendirinya (dalam offer letter atau melalui meeting percakapan telepon). Dalam wawancara pekerjaan jangan bicara tentang uang; kecuali kalau ditanya. Uang bukanlah motivasi yang tepat; karena dapat menimbulkan kesan Anda tidak peduli dengan aspek lain perusahaan (kultur, training ataupun benefit yang lain)
- Tidak bertanya saat diberi kesempatan. Di akhir wawancara, kandidat selalu akan diberi kesempatan untuk bertanya. Jangan bertanya “Kapan hasil wawancara diumumkan?” NO! Stupid question! Anda bicara dengan calon manajer Anda… tanyakanlah hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan Anda nanti. Misalnya “Pak, bagaimana sistem promosi/ naik jabatan di divisi bapak?” atau “Bu, ada berapa orang yang bekerja dalam tim Ibu?” Tunjukkanlah minat dan keingintahuan terhadap pekerjaan Anda nanti. Usahakan untuk bertanya saat diberi kesempatan.
Demikianlah beberapa kebiasaan buruk yang sering saya jumpai pada kandidat-kandidat fresh grad atau dengan pengalaman kurang dari 5 tahun. Motivasi adalah hal yang sangat penting bagi perusahaan. Kalau motivasi Anda tepat maka yang lain akan mengikuti.
Semoga bermanfaat dan Good luck !
Tambahin ya.
Ada yang namanya nonverbal communication. (1) mata jelalatan/nunduk pas jawab –> sebaiknya jangan. Tatap mata yang interview. Tapi tatapan positif tentunya. (2) warna baju. Pilih warna baju yg “teduh” seperti putih, biru muda/tua, kuning lembut – sebaiknya tidak pakai warna “merah menyala”, kuning terang, atau oranye spotlight. Kalau di psikologi warna, katanya sih – warna-warna baju yg aku sebut belakangan itu mengundang orang yang menginterview untuk jadi “liar” dan “ganas”.
@ Titut: Hahhaha… mata jelalatan ada ya? :)) kalo nunduk n gak pede sering tuh; kmaren juga ada yg mainan krah baju mulu.
aku lulus interview 2x dan gagal 1x, dengan pengalaman interview 3x. Yg sukses, karena aku dilamar dan pelamar satu2nya…:D
eniwe, share dari Pak A dan Titut, sudah aku praktekkan.
harusnya, ikut 4-5x interview, untuk tahu praktekku berhasil atau gagal…:P
baru diinterview sekali seumur hidup kl soal kerjaan dan itupun lewat skype, jadi ngeligo gak masalah hahahaha~
sipp gan,…….. interview aku pernah, tp memang nervous,…………..
ijin repost boleh bang?
Di poin 3, Biasanya saya dikejar masalah gaji. Walaupun kita dah explain motivasi tsb. ( exclude )
Dalam hati sih, ya betul kita butuh gaji yang lebih.
Teman saya malah menyarankan supaya diopen aja, karena memang real kita buth gaji yang lebih besar.
Ada comment ..?
mantap gan infonya,,,
terimakasih
informasi yang sangat bagus sekali, terimakasih
saya sendiri 85% lolos dr interview,saya senantiasa mengkontribusikan jawaban yang positif….satu hal kata2 yang saya suka :mencari kesempatan yang lebih baik untuk berkembang<<<<bila di tanya knapa meninggalkan pekerjaan lama….jurus terakhir klo dah mentok